‘’ PENETAPAN MUTU SIMPLISIA’’
LAPORAN
PRATIKUM
FARMAKOGNOSI
1
‘’
PENETAPAN MUTU SIMPLISIA’’
Dosen
Pengampu :
Dr.
Ike Yulia Wiendarlina M.Farm,Apt
Mindy
Fatmi M.Farm,Apt
Asisten
Dosen :
Rani
Meilina W
Oleh
:
Julia
Eka Putri
(066119053)
PROGRAM
STUDI FARMASI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2020
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Tujuan
Memberikan
gambaran kandungan mineral internal dan eksternal yang berasal dari proses awal
sampai terbentuknya ekstrak
1.2
Dasar Teori
Kadar
abu merupakan campuran dari komponen anorganik atau mineral yang terdapat pada suatu bahan pangan. Bahan pangan terdiri dari 96% bahananorganik
dan air,sedangkan sisanya merupakan unsur-unsur mineral. Unsur juga dikenal sebagai zat organik atau kadar abu. Kadar abu tersebut dapat
menunjukkan total mineral dalam suatu bahan pangan. Bahan– bahan
organikdalam proses pembakaran akan terbakar tetapi komponen anorganiknya
tidak,karena itulah disebut sebagai kadar abu (Zahro, 2013).
Penentuan
kadar abu total bertujuan untuk menentukan baik atau tidaknyasuatu
pengolahan , mengetahui jenis bahan yang digunakan, dan sebagai
penentuparameter nilai gizi suatu bahan makanan. Abu adalah zat anorganik sisa
hasilpembakaran suatu bahan organik. Penentuan kadar abu berhubungan eratdengan
kandungan mineral yang terdapat dalam suatu bahan, kemurnian serta kebersihan
suatu bahan yang dihasilkan (Zahro, 2013).
Terdapat
dua metode pengabuan antara lain metode
pengabuan kering danmetode pengabuan basah. Lama pengabuan tiap bahan
berbeda – beda danberkisar antara 2-8 jam. Pengabuan dilakukan pada
alat pengabuan yaitu tanuryang dapat diatur suhunya.
Kadar
abu adalah hasil abu yang dihasilkan dari proses pembakaran sempurna sampel
bahan berselulosa, misalnya kayu, pulp dan kertas. Kadar air bisa menyatakan
banyaknya garam mineral dan bahan tambahan anorganik dari suatu bahan uji
(Puspitasari, et.al, 1991).
METODE KERJA
2.1 Alat dan Bahan
2.1.1 Alat
1. Crushible porselen/krus
2.
Eksikator
3. Neraca analitik
4.
Oven
5.
Tang crush
6.
Tanur
2.1.2
Bahan
1. Sample simplisia
2.
HCl
2.2 Cara Kerja
1.
Penetapan kadar abu total
1. Zat ditimbang sebanyak 1gram
2. Dimasukkan kedalam krus yang telah dipijar
selama 1 jam pada suhu 105°C dan ditara, diratakan
3. Dipijar perlahan – lahan pada suhu 600°C
selama 6 jam atau hingga arang habis, didinginkan dalam desikator, kemudian
ditimbang berat abu
4.
Kadar abu dihitung dalam persen terhadap berat sampel
2.
Penetapan kadar abu tidak larut asam
1.
Abu yang diperoleh pada penetapan kadar abu di didihkan dengan 25ml HCl encer
selama 5 menit
2. Bagian yang tidak larut asam dikumpulkan
3. Disaring melalui kertas saring bebas abu yang sudah ditimbang (C), dicuci dengan air panas
4. Dipisahkan hingga bobot tetap, ditimbang
5. Kadar abu yang tidak larut dalam asam dihitung terhadap bahan sampel awal.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Data Pengamatan
KADAR ABU TOTAL |
|||||
NPM 3
|
REPLIKASI |
BOBOT
SIMPLISIA |
B.CAWAN
KOSONG KONSTAN(G) |
BOBOT
ABU+KURS KONSTANTA (G) |
KADAR
% |
1 |
1,0042 |
31,0227 |
31,1492 |
11,9697 % |
|
2 |
1,0017 |
36,1614 |
36,1932 |
3,1575
% |
|
3 |
1,0027 |
37,3362 |
37,3621 |
2,5830 % |
KADAR ABU TIDAK LARUT ASAM |
||||||
NPM 3
|
REPLIKASI |
BOBOT
SIMPLISIA |
B.CAWAN
KOSONG KONSTAN(G) |
B.KERTAS SARING (G) |
BOBOT
ABU+KURS KONSTANTA (G) |
KADAR
% |
1 |
1,0014 |
29,2625 |
0,6635 |
29,4564 |
18,8241 % |
|
2 |
1,0023 |
26,4564 |
0,6229 |
26,6981 |
24,0746
% |
|
3 |
1,0033 |
27,6239 |
0,6433 |
27,8137 |
18,4575 % |
3.2
Perhitungan
1. Penetapan
Kadar Abu Total
Kadar (%) = 𝐴1−𝐴𝑜
:𝐵x 100%
A1 = bobot kurs + ekstrak setelah
pemijaran
A0 = bobot kurs kosong
B = Bobot sampel awal
Kadar = 𝐴1−𝐴𝑜
:𝐵 x 100%
Replikasi 1 = 31,1429 – 31,0227 :
1,0042 x 100%
Replikasi 1 = 0,1202 : 1,0042 x
100%
Replikasi 1 = 11,9697 %
Replikasi 2 = 36,1932−36,1614 :
1,0017 x 100%
Replikasi 2 = 0,0318 : 1,0017 x
100%
Replikasi 2 = 3,1575 %
Replikasi 3 = 37,3621 – 37,3362 :
1,0027 x 100%
Replikasi 3 = 0,0259 : 1,0027 x
100%
Replikasi 3 = 2,5830 %
1. Penetapan
Kadar Abu Tidak Larut Asam
Kadar (%) = 𝐴1−(𝐶 𝑥 0,0076)−𝐴𝑜 𝐵 x 100%
A1 = bobot kurs + ekstrak setelah
pemijaran
A0
= bobot kurs kosong
B = Bobot sampel awal
C =
Bobot kertas saring bebas abu
0,0076 = kertas saring bebas abu bila menjadi
abu beratnya 0,0076/gr
Replikasi 1 = 29,4564 − (0,6635 𝑥 0,0076) – 29,2625
: 1,0014 x 100%
Replikasi 1 = 29,4564 −0,0050−29,2625 :
1,0014 x 100%
Replikasi 1 = 0,1889 : 1,0035 x 100%
Replikasi 1 = 18,8241 %
Replikasi 2 = 26,6981 − (0,6229 𝑥 0,0076) – 26,4564
: 1,0023 x 100%
Replikasi 2 = 26,6981 − 0,0004 − 26,4564 :
1,0023 x 100%
Replikasi 2 = 0,2413 : 1,0023 x 100%
Replikasi 2 = 24,0746 %
Replikasi 3 = 27,8137 − (0,6433 𝑥 0,0076) – 27,6239
: 1,0033 x 100%
Replikasi 3 = 27,8137 − 0,0048 – 27,6239 :
1,0033 x 100%
Replikasi 3 = 0,183 : 1,0023 x 100%
Replikasi 3 = 18,4575 %
3.3
Pembahasan
Pada
praktikum kali ini kita akan membahas tentang mutu simplisia pada proses
penetapan kadar abu adalah bahamn sisa
(residu) berupa oksida logam yangberasal dari proses
pemijaran atau oksidasi komponen anorganiksuatu bahan. Contoh oksida logam
adalah NaO, CaO, dan MgO.Tujuan dari penentuan kadar abu yakni untuk mengetahui
kadarmineral, kemurnian, dan keberadaan kontaminan pada simplisia.Kadar abu
total adalah kadar total residu (oksida logam)komponen anorganik yang mengalami
pemijaran dalam bahansimplisia. Abu dibagi menjadi 2 macam yakni abu fisiologis
dan abunonfisiologis. Abu fisiologis merupakan oksida logam yang berasaldari
mineral dalam tumbuhan dan abu nonfisiologis merupakanoksida logam yang berasal
dari luar tumbuhan seperti silica yangberasal dari tanah. Setelah dilakukan
penetapan kadar abu total,dilakukan penetapan kadar abu tidak larut asam dan kadar
abu larutair. Kadar abu tidak larut asam ditujukan untuk mengetahui kadarabu
nonfisiologis dan kadar abu larut air ditujukan untuk mengetahuikadar abu
fisiologis. Kadar abu total tidak sama dengan penjumlahandari kadar abu
larut air dan kadar abu tidak larut asam.
Penetapan kadar abu total dilakukan dengan memijarkansimplisia serbuk hingga terbentuk abu. Pemijaran dilakukan pada suhu 4000-600C karena diatas suhu 6000C, abu akanterdekomposisi. Abu yang dihasilkan kemudian ditimbang danditentukan kadar berdasarkan bobot awal simplisia. Sebagian abu inikemudian dilarutkan dalam asam pada
kondisi
pendidihan dandilakukan penyaringan untuk mendapatkan komponen yang tidaklarut
asam.
Hasil
pengamatan menunjukkan kadar abu total pada reflikasi
(
1 .adalah 11,9697 %) (reflikasi 2.
3,1575 %) (refliksi 3. 2,5830 %)
kadar
abu tidak larut asam sebesar (reflikasi 1. 18,8241 %) (reflikasi 2. 24,0746 %)
(reflikasi 3. 18,4575 %)
BAB IV
KESIMPULAN
Dari data hasil praktikum yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1.
Uji kadar abu total, Kandungan abu ialah
hasil sisa pembakaran suatu bahan organik dan mineral yang terdapat pada
simplisia
2.
Prinsip dari penentuan kadar abu dengan
menggunakan tanur.
3.
Penentuan kadar abu dilakukan untuk menentukan
kualitas ataupun mutu dan sebagai parameter.
DAFTAR
PUSTAKA
Cahyono, B., dan Suzery,
M.2011. Aspek Praktis Metode PemisahanBahan Alam Organik . Semarang :
Badan Penerbit UniversitasDiponegoro. Halaman 15-20.
Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. 1989.Materia MedikaIndonesia Jilid V . Jakarta: Departemen
Kesehatan RepublikIndonesia. Halaman 179.
Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. 1995.FarmakopeIndonesia Edisi IV . Jakarta: Departemen
Kesehatan RepublikIndonesia. Halaman 108.
Komentar
Posting Komentar